Puisi Soe Hok Gie
"...nasib terbaik ialah tidak pernah dilahirkan
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yang mati muda
Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaaanmu."
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yang mati muda
Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaaanmu."
Kutipan puisi ini begitu menarik perhatianku, entah kenapa...
Kata demi katanya mendapat persetujuanku, tanpa sadar...
Hingga beberapa saat aku terhanyut ke dalam pikiran sang pencipta puisi ini,
Entah apa yang dia alami, hingga tercipta untaian kata yang mengagumkan nalarku ini.
Saat manusia diuji,
Saat nalar dan perasaan tak mampu lagi menerima,
Saat kita bertanya,"kenapa mesti aku yang mengalami kepedihan ini?"
"Kenapa mesti aku, diantara milyaran manusia di bumi ini?"
Adakah jawaban?
Mungkin tidak, dan akhirnya hanya ribuan tetes air mata yang membungkam tanya.
Tidak dilahirkan, mati muda, atau berumur tua,
Nyatanya, kita, MANUSIA tidak bisa memilih!
Sesaat yang lalu, aku mengiyakan bahwa mati adalah sebuah jalan keluar.
Sesaat kemudian, aku berfikir
bagiku nasib terbaik adalah
menjalani hidup seperti apa adanya!
Saat takdir,
berkata kamu akan dilahirkan, bersyukurlah...
Saat takdir,
berkata kamu akan mati muda,bersyukurlah...
Saat takdir berkata,
kamu akan berumur tua, tetap bersyukurlah..
Aku punya Tuhan.
Maka aku punya alasan yang kuat untuk tetap bersyukur,
Aku punya Tuhan.
Maka aku punya alasan yang kuat untuk tetap hidup,
Aku punya Tuhan.
Maka aku punya alasan yang kuat untuk tetap tersenyum.
Begitulah hidupku...
Aku ada dan bahagia.
Dan jika aku tiada, aku akan tetap bahagia.
Karena...
Aku punya Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar